KAB.PEKALONGAN, (HUMAS) — Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami menyoroti peran krusial keagamaan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 Menurutnya, peningkatan kualitas kehidupan beragama merupakan agenda penting dan strategis dalam pembangunan nasional.
“Pembangunan agama dan kebudayaan elemen kuncinya adalah norma yang terkandung dalam agama. Mari kita jadikan hal tersebut sebagai dorongan untuk kemajuan nasional,” ungkap Amich saat menjadi narasumber pada Rakernas 2024 Kemenag, Semarang, Selasa (6/2/2024).
Amich menjelaskan, bahwa agama memiliki irisan dengan banyak sektor pembangunan. Ia mencontohkan keterkaitan agama dengan stabilitas. “Misal terkait Polhukam, itu banyak hal yang disumbang, apakah mampu menciptakan harmonis sosial, dan ini saling kait mengait,” ujarnya.
Ia melanjutkan, bahwa nilai agama mampu menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan. Sebab, dalam agama ada istilah mencintai tanah air sebagian dari iman.
Selain stabilitas, keterkaitan agama dalam pembangunan nasional berkenaan dengan transformasi sosial dan upaya dalam mengentaskan kemiskinan. Menurutnya, tokoh agama berperan sentral sebagai agen perubahan sosial.
“Nilai-nilai agama seperti derma menjadi sumber inspirasi gerakan filantropi di bidang pendidikan, kesehatan, serta pengentasan kemiskinan,” ujar Amich.
Sementara, di bidang Pendidikan, peran agama dan lembaga keagamaan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan serta pemerataannya. “Investasi pendidikan perlu fokus pada pemerataan akses dan peningkatan kualitas sekaligus, sehingga taraf pendidikan penduduk makin meningkat yang menghasilkan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045,” sebutnya.
“Khusus untuk pendidikan ini, peran guru dan revitalisasi Lembaga Perguruan Tinggi Keagamaan (LPTK) yang punya fakultas keguruan, itu sangat punya peran besar meningkatkan kualitas pendidikan,” ujarnya.
Meski demikian, menurut Amich, masih banyak tantangan yang terjadi dalam mewujudkan pemerataan pendidikan. Ia menilai agama yang berorientasi kemaslahatan bersama belum sepenuhnya optimal menjadi praktik kerja pembangunan yang membawa kemaslahatan umum dan mewujudkan kesejahteraan.
Salah satu bukti, sampai saat ini belum ada peta jalan pengembangan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan dalam mengajarkan nilai-nilai kemaslahatan universal. “Kami ingin memastikan bahwa baik fungsi pendidkan maupun agama, program prioritasnya bisa diidentifikasi dengan baik dan ada korelasi langsung dengan tugas dan fungsi layanan Kemenag yang mencakup pendidikan dan kesehatan,” ungkapnya.
Masih banyak hal yang menurut Amich bisa disentuh oleh agama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Misalnya, penurunan stunting. Hal ini menurutnya bisa disentuh dengan program yang saat ini sudah dilakukan Kemenag yaitu Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin atau Binwin Catin. “Salah satu yang bisa dilakukan juga Binwin Catin, sangat baik dalam mengupayakan penurunan stunting,” ujarnya.
Ia berharap, semua tugas pokok Kementerian Agama yang dibuat, mampu mendukung serta mendorong pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. (Hilman Fauzi/MTb)