KEDUNGWUNI, (HUMAS) — Rabu, 18 September 2024, telah dilaksanakan Diseminasi Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (KKMTs) Kabupaten Pekalongan. Acara ini bertempat di Rumah Makan Cita Rasa Kedungwuni, dimulai pukul 09.00 hingga selesai. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Bimbingan Teknis (BIMTEK) Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah beberapa waktu lalu. BIMTEK tersebut diikuti oleh Kepala dan Wakil Kepala Urusan Kurikulum MTsN 1 dan MTsN 2 Pekalongan.
Pada kegiatan hari ini, peserta diseminasi adalah Kepala Madrasah anggota KKMTs Kabupaten Pekalongan, hadir pengawas madrasah Munasifah dan Suyoto. Hadir pula Kepala MTsN 1 Pekalongan, Komarudin, Kepala MTsN 2 Pekalongan, Imam Sayekti, serta Ketua KKMTs, Nurtiyono.
Acara dibuka dengan penyampaian materi terkait kebijakan Kementerian Agama dalam Implementasi Kurikulum Merdeka oleh Komarudin. Ia menegaskan bahwa Pemerintah menetapkan kurikulum minimum, prinsip pembelajaran, dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memberikan ruang bagi madrasah untuk mengembangkan program dan kegiatan tambahan sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya yang tersedia.
“Madrasah dan pendidik kini memiliki keleluasaan untuk mengatur pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta konteks lokal masing-masing. Ini merupakan bentuk kemerdekaan madrasah dalam mengelola pendidikan sesuai yang diharapkan, sehingga setiap madrasah dapat memiliki sistem pembelajaran yang khas,” ujar H. Komarudin.
Selanjutnya, Eni Muhanah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTsN 1 Pekalongan, memaparkan materi mengenai persiapan madrasah dan guru dalam menghadapi Implementasi Kurikulum Merdeka. Ia menjelaskan tentang analisis capaian pembelajaran, strategi penyusunan tujuan pembelajaran (TP), penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), asesmen diagnostik, hingga pembuatan modul dan bahan ajar. Eni Muhanah menekankan bahwa perubahan kurikulum bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan dapat dijalani dengan pemahaman yang baik dan kesiapan yang matang.
“Harapannya, peserta diseminasi memiliki mindset bahwa perubahan kurikulum ini tidaklah berat dan dapat dikelola dengan baik,” ujarnya. Penyampaiannya yang lugas dan sederhana berhasil memotivasi peserta untuk lebih memahami tahapan-tahapan dalam Kurikulum Merdeka.
Materi terakhir disampaikan oleh Tuti Susilawati, Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTsN 2 Pekalongan, yang membahas penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) atau Kurikulum Operasional Madrasah (KOM). Ia menjelaskan bagaimana madrasah dapat menyusun struktur kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal, termasuk pola pemetaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA) dalam kurikulum.
Kegiatan ini mendapat respons yang sangat positif dari peserta. Beberapa pertanyaan dan tugas yang diberikan pemateri langsung dijawab dengan antusias oleh para peserta.
Di akhir kegiatan, pengawas madrasah, Munasifah, menekankan bahwa setelah kembali ke madrasah masing-masing, peserta diseminasi diharapkan segera menyusun Kurikulum Operasional Madrasah (KOM) yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan madrasah mereka. (KDR/MTb)