KAJEN, (HUMAS) — Pada Kamis (19/12/2024), Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan menggelar Evaluasi Kinerja Penyuluh Agama Islam se-Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ini diikuti oleh 124 peserta dan melibatkan dua jenis ujian, yakni Uji Kompetensi Teknis dan Computer Assisted Test (CAT), dengan tujuan mengukur kemampuan teknis serta profesionalisme para penyuluh dalam melaksanakan tugasnya.
Evaluasi berlangsung serentak di lima lokasi berbeda, yaitu di KUA Kajen, KUA Kesesi, KUA Buaran, KUA Wiradesa, dan KUA Doro, dimulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Ujian diawali dengan BTQ (Baca Tulis Qur’an) yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 13.30 WIB. Tahap berikutnya adalah ujian CAT yang dimulai pukul 16.00 hingga selesai.
Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Busaeri, dalam sambutannya menekankan pentingnya evaluasi ini sebagai bagian dari upaya menciptakan penyuluh agama yang kompeten dan berdaya saing. “Penyuluh agama adalah ujung tombak dalam membina umat. Evaluasi ini bertujuan memastikan penyuluh memiliki kompetensi yang memadai untuk menjawab tantangan zaman dan memberikan kontribusi optimal dalam membangun karakter bangsa,” ujarnya.
Pelaksanaan evaluasi ini merupakan bagian dari program nasional yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Hal ini mencerminkan komitmen Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang keagamaan, sejalan dengan visi menciptakan masyarakat yang religius dan berkarakter.
Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama proses evaluasi berlangsung. Salah satu peserta, Nurul, mengungkapkan rasa optimisnya setelah mengikuti ujian. “Ini adalah kesempatan bagi kami untuk meningkatkan kompetensi sekaligus mengevaluasi diri agar dapat memberikan pembinaan yang lebih baik kepada masyarakat,” katanya.
Dengan terlaksananya evaluasi ini, diharapkan para penyuluh agama Islam di Kabupaten Pekalongan semakin profesional, tangguh, dan adaptif dalam menghadapi dinamika masyarakat. Selain itu, hasil evaluasi ini diharapkan dapat menjadi tolok ukur untuk penyusunan program pengembangan kapasitas penyuluh agama di masa mendatang, sehingga pelayanan keagamaan yang diberikan semakin optimal.
Kegiatan ini menegaskan peran penting penyuluh agama sebagai agen pembinaan moral dan spiritual di masyarakat, sekaligus mendukung pembangunan bangsa melalui pendidikan agama yang inklusif dan moderat. (YSR/MTb)