KARANGANYAR, (HUMAS) – Sebanyak 141 guru Raudhatul Athfal (RA) di bawah binaan Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan mengikuti kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tunjangan Profesi Guru (TPG) Tahun Anggaran 2024. Acara ini berlangsung di Aula Rumah Makan Kampoeng Damai Karanganyar dengan menghadirkan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan, Ahmad Farid, didampingi Kasi Pendidikan Madrasah, Moh. Irkham, serta para pengawas RA.
Dalam sambutannya, Ahmad Farid menegaskan peran vital guru RA sebagai garda terdepan dalam membentuk generasi penerus bangsa. Guru RA bukan hanya pendidik, tetapi juga pembentuk karakter dan akhlak peserta didik, yang menjadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
Empat Pesan Penting untuk Guru RA
Ahmad Farid memberikan arahan kepada para guru RA tentang pentingnya menjalankan peran mereka dengan baik. Guru RA diharapkan memahami terlebih dahulu konsep dasar pendidikan agama Islam sebelum menyampaikannya kepada peserta didik. Hal ini bertujuan agar pengajaran tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga aplikatif sesuai usia anak. Dengan pemahaman yang benar, guru dapat memberikan pendidikan agama yang sistematis, relevan, dan menarik bagi anak-anak.
Memperkenalkan Konsep Pendidikan Agama Islam. Guru RA diharapkan memahami terlebih dahulu konsep dasar pendidikan agama Islam sebelum menyampaikannya kepada peserta didik. Hal ini bertujuan agar pengajaran tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga aplikatif sesuai usia anak. Dengan pemahaman yang benar, guru dapat memberikan pendidikan agama yang sistematis, relevan, dan menarik bagi anak-anak.
Menanamkan Tauhid dengan Cara Menyenangkan. Menanamkan nilai-nilai tauhid, seperti mengenalkan rukun iman, perlu dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Metode pembelajaran harus kreatif, penuh keceriaan, dan sesuai dengan karakter anak usia dini. Dengan pendekatan ini, peserta didik akan lebih mudah menerima dan memahami konsep tauhid yang menjadi dasar keimanan mereka.
Membiasakan Ibadah Harian. Guru RA memiliki peran penting dalam membiasakan anak-anak melakukan ibadah harian seperti sholat, membaca doa, dan dzikir. Membiasakan ibadah sejak dini akan membantu anak tumbuh dengan kebiasaan yang baik, disiplin, dan memiliki hubungan yang erat dengan Allah SWT.
Menanamkan Akhlakul Karimah. Pendidikan akhlak adalah prioritas utama di RA. Guru diharapkan tidak hanya mengajarkan nilai-nilai akhlak mulia tetapi juga menjadi teladan langsung bagi peserta didik. Anak-anak harus dibimbing untuk menghormati orang tua, bersikap jujur, peduli sesama, dan memiliki rasa tanggung jawab sejak dini.
Ahmad Farid mengingatkan guru untuk mensyukuri tunjangan profesi yang diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka. Guru PNS dan Non-PNS Impasing yang menerima TPG lebih besar juga diharapkan menunjukkan kinerja yang lebih terukur dan progresif, sesuai dengan tanggung jawab mereka.
Sebagai pendidik anak usia dini, guru RA berada di garda terdepan dalam menyiapkan generasi penerus bangsa. Dengan menerapkan empat poin di atas, diharapkan peserta didik dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia, sehingga mampu berkontribusi dalam pembangunan Indonesia Emas pada tahun 2045.
Pesan-pesan ini memberikan arah yang jelas bagi para guru RA untuk terus meningkatkan kompetensi, menjadi inspirasi, dan menjalankan peran strategis mereka dalam membentuk karakter dan masa depan bangsa.
Dalam sambutannya, Ahmad Farid juga mengingatkan tentang pentingnya rasa syukur atas tunjangan yang diterima, baik oleh guru Non-PNS maupun PNS
“TPG ini adalah bentuk apresiasi atas dedikasi ibu-ibu sekalian. Namun, ini juga berarti kinerja harus lebih terukur dan progresif. Guru RA harus mampu menjadi teladan dan inspirasi dalam mendidik generasi bangsa,” tegasnya.
Di akhir sambutan, Ahmad Farid mengingatkan bahwa para guru RA memiliki peran strategis dalam mempersiapkan generasi Indonesia emas tahun 2045. Dengan memegang teguh keempat pesan tersebut, guru RA diharapkan mampu mencetak anak-anak yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia.
Kegiatan ini berjalan lancar dan penuh antusiasme. Para peserta tampak termotivasi untuk terus meningkatkan profesionalisme mereka dalam mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa. (KDR/MTb)