KAJEN, (HUMAS) — Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Jawa Tengah melaksanakan survei identifikasi kerusakan sekolah di delapan madrasah di Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 29 Januari 2025. Survei ini dilakukan dalam rangka kegiatan Pengembangan Prasarana Pendidikan dan Pasar (PSPPOP) guna mendata kondisi bangunan sekolah yang membutuhkan perbaikan.
Tim BPPW diterima langsung oleh para kepala madrasah di masing-masing lokasi sejak pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Dalam kunjungan tersebut, tim menjelaskan tujuan utama survei, yakni mendokumentasikan kondisi bangunan madrasah guna menentukan langkah perbaikan yang akan dilakukan.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Moh. Irkham, turut memantau jalannya survei bersama tim dan JFU Sarana Prasarana. Salah satu anggota tim BPPW, Ajeng, mengungkapkan bahwa survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan pada beberapa aspek bangunan, termasuk lantai, dinding, pondasi, plafon, serta struktur gedung lainnya.
Dari hasil survei, ditemukan sejumlah bangunan yang mengalami kerusakan berat, seperti ruang belajar, toilet, perpustakaan, dan laboratorium. “Kami akan melakukan pendataan terlebih dahulu terkait kondisi bangunan yang mengalami kerusakan agar dapat diajukan untuk proses rehabilitasi,” jelas Ajeng.
H. Moh. Irkham menyampaikan apresiasinya atas upaya BPPW dalam mengidentifikasi kerusakan madrasah. “Kami sangat berterima kasih kepada pihak BPPW atas perhatiannya terhadap kondisi sarana pendidikan di Kabupaten Pekalongan. Harapan kami, madrasah-madrasah yang mengalami kerusakan dapat segera diperbaiki demi kenyamanan dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.
Adapun delapan madrasah yang menjadi sasaran survei ini meliputi MII Harjosari Doro, MIS Dadirejo Tirto, MII Gutomo, MII Lolong Karanganyar, MIS Winduaji Paninggaran, MI NU Sidomulyo Kesesi, MTs Negeri 1 Pekalongan, dan MA YMI Wonopringgo. Dengan adanya pendataan ini, diharapkan fasilitas pendidikan di Kabupaten Pekalongan dapat terus ditingkatkan demi mendukung kualitas pembelajaran yang lebih baik. (KDR/MTb)