KEDUNGWUNI – MI Walisongo Paesan 02, Kedungwuni canangkan program khusus, terutama bagi peserta didik kelas satu yang dinilai belum lancar membaca. Program tersebut dikemas melalui jam tambahan yang dilaksanakan usai jam pembelajaran waktu normal berakhir.
Demikian diungkapkan Kepala MI Walisongo Paesan 02, Mustafidah SAg. Ia mengatakan, jam tambahan bagi anak kelas satu yang belum lancar membaca tersebut, mulai digiatkan oleh pihak madrasah sejak awal semester pertama tahun ajaran ini. Pembelajarannya sendiri, menggunakan sitem membaca bersama dan terbimbing. “Dari mulai semester satu, di MI Paesan 02 ada jam tambahan bagi anak-anak yang belum lancar membaca,” ujarnya
Hal tersebut, katanya, dilakukan agar mereka dapat membaca dengan lancar, sehingga mudah dalam memahami dan mencerna materi pelajaran yang di ajarkan. “Harapannya dengan anak-anak sudah lancar membaca maka akan mudah memahami pelajaran-pelajaran yang lainya. Karena membaca adalah kunci pokok. Kalau tidak bisa membaca otomastis dia tidak akan paham,” tegasnya.
Diceritakan, mulanya pihak madrasah melakukan seleksi membaca terhadap para siswa baru pada saat awal masuk sekolah. Usai diseleksi, mereka yang membacanya belum lancar mengikuti jam tambahan tersebut sesuai jadwal yang dibuatkan oleh madrasah. Jam tambahan itu, lanjut dia, dalam satu minggu dilaksanakan setiap hari Ahad sampai Rabu.
“Seleksinya anak disuruh membaca, kalau tidak bisa berarti anak kan belum mampu. Terus kami membuatkan jadwalnya. Jadi Begitu masuk (awal tahun ajaran,red) kita seleksi, nanti berapa anak, kemudian kita membuat jadwal. Setelah itu kita membuat surat pemberitahuan kepada orang tua dilampirkan dengan jadwal tersebut. Jadi nanti kalau pulangnya terlambat, orang tua kan sudah tahu ada jam tambahan,” terangnya.
Dijleaskan, kegiatan tersebut dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, anak-anak membaca bersama secara berkelompok. Mereka membaca buku besar bergambar dan berwarna. Setelah itu, tahap pembelajaran selanjutnya adalah membaca terbimbing. Yang mana dilakukan oleh siswa satu persatu. Mereka dibimbing mulai dari belajar membaca kata hingga rangkaian kalimat.
“Membaca terbimbing itu satu persatu. Anak di beri buku kecil, buku kecil itu nanti anak pegang satu, guru satu. Disitu anak diarahkan melihat gambarnya dulu. Kalau sudah melihat gambar kan tertarik. Setelah tertarik baru mulai belajar terbimbing. dengan guru membimbing mulai dari kata, kalimat, kemudian merangkai kalimat,” jelasnya.
Ditambahkan, buku kecil tersebut merupakan buku cerita yang dikemas dengan sampul berwarna. Ada yang berwarna merah, kuning, hijau, coklat dan abu-abu. Tiap warna, isi ceritanya berbeda-beda. Buku itu, juga dipinjamkan kepada anak-anak untuk belajar dirumah. Misalnya, hari pertama anak dikasih buku bersampul merah dengan judul kebun binatang. Kemudian besoknya kalau sudah selesai, diganti dengan buku warna lain dengan judul cerita lain pula.
“Nanti kalau sudah selesai besoknya dibawa ke madrasah lagi, kita ganti dengan cerita yang baru lagi,” imbuhnya.