KEDUNGWUNI – Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia lulusan madrasah, LP Maarif NU Kabupaten Pekalongan memberikan pembinaan kepada sejumlah pengelola madrasah di Kota Santri. Kegiatan tersebut menggandeng Tim Pengabdian Masyarakat dan Pascasarjana IAIN Pekalongan sekaligus untuk mempersiapkan madrasah menyongsong akreditasi.
Ketua LP Maarif NU Kabupaten Pekalongan yang juga menjabat sebagai Direktur Pasacasarjana IAIN Pekalongan Muhlisin mengatakan, idealnya penyelenggaraan pendidikan di MTs memiliki tiga unsur budaya mutu yakni, kepastian (assurance), perbaikan (improvement), dan kontrol (control) yang harus dilakukan berkesinambungan.
“Kebanyakan MTs swasta di Kabupaten Pekalongan, disinyalir hanya memiliki salah satu unsur saja, atau ketiga unsur mutu itu belum berjalan secara optimal,” kata dia. Kondisi itu akan berpengaruh secara signifikan terhadap pencapaian mutu pendidikan di MTs yang belum optimal. Selain itu, imbuh dia, perlu disadari pula bahwa pendidikan yang berkualitas merupakan instrumen penting bagi pembangunan negara.
Pendidikan Berkualitas
Untuk menghasilkan lulusan berkualitas, dibutuhkan sistem pendidikan berkualitas pula. “Di Kabupaten Pekalongan dari 32 MTs negeri dan swasta yang ada, baru lima yang memiliki nilai akreditasi A, sebanyak 20 terakreditasi B dengan capaian skor minim dan lima MTs masih C. Adapula 2 sekolah yang belum terakreditasi,” terang dia di Gedung NU Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, baru-baru ini.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan ada perubahan kualitas produk dan pelayanan madrasah. “Staf perlu dimotivasi agar produktivitas meningkat, terus biaya pendidikan bisa turun serta produk cacat berkurang dan bisa diselesaikan cepat ketika ada masalah,” harap dia.
Sementara itu, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Mutammam mengatakan pembinaan sekaligus pelatihan kali ini bertemakan Implementasi Total Quality Management (TQM) Melalui Pendampingan Akreditasi Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kabupaten Pekalongan. “Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta. TQM merupakan hal baru bagi dunia pendidikan, karena pada mulanya system yang dipakai di dunia industri.
Kasus di Indonesia yang pendidikannya belum banyak menerapkan strategi TQM, kualitas pendidikannya jauh lebih rendah dibanding dengan negara lain,” kata Dosen IAIN Pekalongan alumni Australia ini.