Kab. Pekalongan – Kepala Kankemenag Kabupaten Pekalongan, Drs H Sukarno,M.M ikut serta hadir dalam acara Haul ke-6 Almaghfiroh KH. Nurul Huda Bin KH. Abu Bakar Sofwan dan Khotmil Qur’an ke-20 yang diselenggarakan di Halaman Pondok Pesantren Sabilul Mukhtar Desa Rowokembu Kecamatan Wonopringgo. Sabtu, 11/6/2022.
Kegiatan haul ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen juga Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, SE.
Dalam sambutannya pada acara tersebut H.Sukarno menyampaikan pesantren mempunyai peran dalam pendidikan masyarakat yang merupakan bagain dari lembaga pendidikan keagamaan.
“Lembaga pendidikan keagaman dan pesantren adalah bagian dari pembangunan nasional dibagian pendidikan. Lembaga Pesantren mampu memberikan pendidikan secara mandiri ditengah kehidupan masyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut Kakankemenag juga menyampaikan adanya UU Pesantren nomor 18 tahun 2019 mempunyai potensi dalam memaksimalkan pendidikan mutu pesantren karena pemerintah memberikan ruang untuk pengembangan pesantren. Namum adanya UU Pesantren bisa jadi menjadi kekhawatiran sendiri karena bisa mempengaruhi independensi dan kekhasan pendidikan pesantren.
Sementara itu Bupati Fadia dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya kepada Pondok Pesantren Sabilul Mukhtar yang telah berperan serta mendidik anak-anak di Kabupaten Pekalongan agar tumbuh besar dengan akhlak yang baik.
Bupati Fadia mengungkapkan rasa bangga dan senang sekali serta mengucapkan terima kasih karena Pondok Pesantren Sabilul Mukhtar telah mendidik anak-anak Kabupaten Pekalongan dari segi akhlak dari segi semuanya dan membantu pemerintah supaya anak-anak Kabupaten Pekalongan ini tumbuh dengan akhlakul Karimah.
Bupati Fadia juga mengajak kepada seluruh hadirin untuk bersama-sama mendoakan almarhum.
“Mari sama-sama kita berdoa semoga beliau ini diampuni segala dosanya, Insya Allah kuburnya akan terang.” ujar Bupati. Tidak lupa Bupati Fadia juga menyampaikan harapanya agar kita yang masih hidup dapat menekuni kebaikan dan ibadah yang dilakukan KH Nurul Huda semasa hidupnya agar selalu dikenang oleh masyarakat, karena kematian tidak memandang apapun dan tidak bisa dihindari. (Ant).