KAB.PEKALONGAN,- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menggelar pertemuan virtual dengan Dinar Standard guna membahas perkembangan industri halal di Indonesia.
“Kali ini kita juga mengajak sejumlah asosiasi, untuk dapat memaparkan geliat perkembangan industri halal Indonesia sepanjang 2022,” ungkap Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham, di Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut pimpinan dari Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan Kowarteg Nusantara.
Dinar Standard merupakan lembaga kajian internasional yang fokus pada ekonomi Islam global termasuk di dalamnya perdagangan dan industri produk halal. Diketahui, setiap tahun Dinar Standard mengeluarkan laporan ekonomi Islam global atau The State of of The Global Islamic Economy Report.
Di hadapan DinarStandard, Aqil memaparkan kemajuan-kemajuan yang telah dilakukan BPJPH dalam membangun ekosistem halal di Indonesia. Seperti digitalisasi proses registrasi dan sertifikasi halal, penambahan jumlah lembaga pemeriksa halal, pendamping proses produk halal, hingga perbaikan regulasi jaminan produk halal
“Pertemuan hari ini kita harapkan dapat memberikan perspektif bagi Dinar Standard untuk melihat perkembangan industri halal Indonesia secara lebih komprehensif,” ujar Aqil.
Dalam The Global Islamic Economy Indicator dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022, Dinar Standard menyebutkan Indonesia berada di posisi keempat dalam perekonomian syariah global.
Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirate Arab. CEO DinarStandard Rafi-uddin Shikoh menyampaikan, meski tetap berada di peringkat yang sama seperti tahun lalu, Indonesia mengalami kenaikan signifikan di sektor makanan halal. Indonesia naik dua peringkat ke posisi kedua dalam sektor halal food.
“Dengan perspektif yang kita berikan hari ini, semoga Indonesia dapat menjadi nomor satu dalam sektor halal pada report DinarStandard tahun ini,” harap Aqil.
Sejumlah asosiasi juga menyampaikan progres data sertifikasi halal produk makanan dan minuman baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Diantaranya Adhi S. Lukman Ketua Umum GAPMMI dan Roy Nicholas Mandey Ketua Umum APRINDO.
“Nilai ekspor Indonesia lebih besar dari Malaysia namun memang diakui belum tercatat dengan baik”, ujar Adhi.
“Produk-produk halal sudah banyak beredar di mall, supermarket dan hypermarket”, papar Roy. (Moh.Khoeron/MTb)