MADINAH, (HUMAS) — Cuaca panas ekstrem di Arab Saudi menjadi perhatian serius bagi petugas kesehatan haji Indonesia. Berdasarkan pemantauan Tim Sanitasi dan Pengawasan Makanan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Bidang Kesehatan, suhu udara di Madinah pada Jumat (9/5) tercatat mencapai 45 derajat Celsius dan diperkirakan akan berkisar antara 41–45 derajat Celsius pada hari berikutnya.
Sebagai langkah antisipatif, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mendistribusikan perlengkapan kesehatan berupa satu kotak oralit dan masker sekali pakai (disposable) untuk setiap jemaah haji. Logistik tersebut disalurkan kepada Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) agar dapat dibagikan langsung kepada para jemaah, guna meringankan beban mereka dalam membawa perlengkapan pribadi.
Selain itu, Tim Kesehatan di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, juga aktif membagikan masker kepada jemaah yang baru tiba di Tanah Suci.
“Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan dehidrasi di tengah cuaca panas ekstrem Arab Saudi,” jelas dr. Mohammad Imran, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi.
Pemberian oralit bertujuan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat suhu tinggi dan aktivitas fisik para jemaah, sementara masker menjadi perlindungan utama dari paparan debu, polusi udara, dan risiko infeksi virus.
Kementerian Kesehatan mencatat, selama periode 2018–2024, penyakit yang kerap menyerang jemaah haji antara lain pneumonia, ISPA, serangan jantung, dan stroke. Kondisi tersebut semakin memperkuat pentingnya upaya pencegahan melalui edukasi dan distribusi perlengkapan kesehatan seperti masker dan oralit.
Informasi resmi ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email ke kontak@kemkes.go.id. (MTb)