KAJEN, (HUMAS) – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendataan lembaga keagamaan Islam melalui sistem EMIS, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan menggelar Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Program Coaching Berkelanjutan dan Ngobrol tentang EMIS (Coklat Bronis) pada Selasa (1/7/2025). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Zona Integritas (ZI) Kankemenag dan dihadiri oleh para pejabat serta staf pelaksana terkait.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Gunawan, serta Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Nurul Furqon, yang juga menjadi inisiator program Coklat Bronis. Rapat juga diikuti oleh pranata komputer, humas, dan staf pelaksana Seksi PD Pontren.
Dalam sambutannya, Gunawan menyampaikan apresiasi terhadap inovasi program Coklat Bronis yang digagas oleh Kepala Seksi PD Pontren.
“Saya menyambut baik dan mendukung penuh program Coklat Bronis ini. Semoga program ini bisa berjalan lancar dan membawa manfaat besar dalam memperkuat akurasi data EMIS lembaga-lembaga keagamaan kita,” ujar Gunawan.
Sementara itu, Nurul Furqon dalam paparannya menyampaikan latar belakang lahirnya program ini, yaitu rendahnya partisipasi lembaga dalam melakukan updating data EMIS. Berdasarkan hasil monitoring, baru 44,46% dari 1.734 lembaga yang aktif memperbarui data EMIS pada semester ganjil T.A. 2024/2025.
“Coklat Bronis ini dirancang sebagai aksi perubahan untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas lembaga dalam pengelolaan data EMIS,” jelas Furqon.
Melalui program ini, akan dibentuk tim coaching efektif, disusun SOP updating EMIS, disediakan jadwal pembinaan, serta video tutorial teknis. Target jangka pendek persiapan program Coklat Bronis (SK Tim, Data Lembaga, Video Tutorial, SOP, Jadwal Caching), target jangka menengah program ini adalah terekamnya updating data EMIS dari minimal 75% lembaga, dan jangka panjangnya adalah tercapainya partisipasi 100% lembaga.
Program ini juga memuat strategi penguatan komitmen lembaga, mitigasi risiko kendala teknis seperti akses internet, serta peta pendekatan kepada stakeholder sesuai tingkat keterlibatannya.
Dalam sesi diskusi, para peserta juga menyampaikan berbagai masukan terkait kendala teknis maupun administratif yang selama ini dihadapi lembaga dalam memperbarui data EMIS, serta strategi pemecahannya secara kolaboratif.
Kegiatan ini menjadi langkah awal yang strategis dalam mendorong budaya pembinaan berkelanjutan, serta menjadikan pendataan EMIS sebagai bagian dari tata kelola kelembagaan yang profesional dan akuntabel. (MTb)
