BUARAN, (HUMAS) – Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Arab MTs Kabupaten Pekalongan menggelar kegiatan belajar bersama Kurikulum Deep Learning, Ahad (3/8/2025). Bertempat di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran, kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru Bahasa Arab dari 37 madrasah tsanawiyah se-Kabupaten Pekalongan.
Ketua Forum MGMP, Hj. Zahroh, yang juga pengajar di MTs Salafiyah Simbangkulon II Buaran, memimpin langsung kegiatan yang bertujuan memperkuat pemahaman serta keterampilan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) di kelas.
“Pembelajaran Bahasa Arab tidak cukup berhenti pada hafalan dan kaidah gramatikal. Guru harus mampu mengajak siswa menganalisis, menyintesis, dan menerapkan Bahasa Arab dalam konteks kehidupan nyata,” tegas Hj. Zahroh dalam sesi pemaparan materi.
Ia juga menambahkan bahwa pendekatan deep learning dapat menjadikan pembelajaran Bahasa Arab lebih bermakna, tidak sekadar berorientasi pada nilai ujian semata. “Bahasa Arab adalah pintu masuk pemahaman terhadap budaya, nilai, dan agama. Guru harus menjadi fasilitator yang menghidupkan kelas,” ujarnya.
Kegiatan ini berlangsung dengan suasana dinamis melalui sesi diskusi dan tanya jawab yang interaktif. Para peserta berbagi pengalaman, tantangan, dan strategi dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip deep learning di kelas masing-masing.

Koordinator Mata Pelajaran Bahasa Arab KKMTs Kabupaten Pekalongan, Mohammad Siroj, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan.
“Kegiatan ini bukan hanya seminar, tetapi bagian dari proses pembinaan jangka panjang. Harapannya, guru-guru Bahasa Arab lebih siap menjawab tantangan zaman dan mampu menghadirkan pembelajaran yang transformatif,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi pembuka program kerja Forum MGMP Bahasa Arab MTs Kabupaten Pekalongan untuk tahun ajaran 2025/2026. Di akhir acara, para peserta berkomitmen untuk menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam dalam proses mengajar di madrasah masing-masing demi membentuk generasi yang tidak hanya fasih berbahasa, tetapi juga berakhlak mulia. (KDR/MN/MTb)
