BUARAN, (HUMAS) — Pelatihan pemulasaraan jenazah bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fiqih MTs Kabupaten Pekalongan digelar dengan penuh khidmat dan suasana keakraban di Aula MTs Salafiyah Wonoyoso, Buaran, pada Rabu (06/11). Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman praktis guru Fiqih terkait tata cara pemeliharaan jenazah sesuai dengan syariat Islam.
Menurut Ketua MGMP Fiqih MTs, Ubaedillah, pelatihan ini penting untuk memastikan bahwa guru Fiqih memahami setiap tahapan pemulasaraan jenazah, sehingga mereka dapat menyampaikan dan menerapkan ajaran Islam yang benar dalam kehidupan sehari-hari. “Pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam bahwa Islam sangat menghormati jenazah dan mengajarkan pemeliharaan yang penuh kasih dan hormat sesuai tuntunan agama,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator KKMTs Bidang Fiqih, Nur Aniyah, menyampaikan bahwa pelatihan ini juga bertujuan mengembangkan perangkat modul ajar dan konten asesmen untuk mata pelajaran Fiqih. “Kami menghadirkan narasumber dari Kantor Kementerian Agama yang kompeten di bidang pemulasaraan jenazah agar guru-guru Fiqih memiliki pemahaman yang sama saat mengajarkan materi ini kepada siswa,” jelasnya.
Pelatihan diawali dengan panduan menghadapi sakaratul maut, seperti membaca Surat Yasin dan Surat Ar-Ra’d, mentalkin dengan bacaan tahlil, serta mendoakan orang yang mendekati akhir hayatnya. Selanjutnya, pelatihan mencakup cara memandikan dan mengkafani jenazah sesuai syariat Islam.
Dalam sesi praktik, Zamroni, Ketua Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia Kabupaten Pekalongan, bersama tim penyuluh KUA Buaran, memberikan arahan detail mengenai tata cara memandikan dan mengkafani jenazah, menggunakan manekin sebagai peraga. Sesi ini diselingi canda ringan untuk mencairkan suasana.
Pelatihan ini diikuti oleh 36 guru Fiqih MTs. Salah satu peserta mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru dalam tata cara pemulasaraan jenazah. “Dengan pelatihan ini, saya menjadi paham bagaimana Islam benar-benar memuliakan jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholatkan, hingga menguburkan,” ujarnya. Peserta juga menyatakan komitmennya untuk membagikan ilmu ini kepada siswa agar mereka tidak hanya menguasai teori, tetapi juga praktik.
Dengan tambahan keterampilan ini, para guru berharap lulusan MTs siap berperan aktif dalam kegiatan sosial keagamaan di masyarakat, termasuk dalam tata cara pemulasaraan jenazah. (KDR/MTb)