JEPARA – Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) VI yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Nalumsari, Jepara, resmi dibuka kemarin sore. Presiden Jokowi yang semula direncanakan hadir, ternyata berhalangan karena ada agenda lain. Orang nomor satu di Indonesia ini mewakilkan Menteri Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saifuddin untuk membuka acara.
Pembukaan diawali dengan masuknya kafilah ke lokasi acara. Dengan diiringi marching band Ponpes Balekambang, masing-masing kafilah memasuki area pembukaan. Mereka tampil kompak dengan seragam masing-masing. Di bagian paling depan rombongan, tampak ikon busana daerah dari masing-masing kafilah.
Setelah semua kafilah masuk, ada penampilan sendratari Ratu Kalinyamat yang menampilkan tokoh perempuan kebanggaan Jepara. Penampilan mereka mengisahkan kepiawaian Ratu Kalinyamat saat mengusir penjajah.
Dalam pembukaan kegiatan itu, hadir Wakil Ketua Komisi VIII Nur Ahmad; Gubernur Jateng Ganjar Pranowo beserta jajarannya; Pengasuh Ponpes Balekambang KH Muhammad Makmun Abdullah; sejumlah bupati dan walikota di Jateng; para Kakanwil Kemenag Provinsi; Dewan Hakim; santri peserta MQK dari masing-masing wilayah; serta ribuan santri dan masyarakat sekitar Balekambang.
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Zayadi mengatakan, MQK merupakan kegiatan yang diinisiasi sejumlah kiai pesantren dan dimotori KH Said Aqil Munawwar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Agama. “Mulai tahun depan, MQK akan rutin diselenggarakan dua tahun sekali,” katanya.
Pada MQK VI tahun ini diikuti 1.456 santri dari 34 provinsi. Ada tiga perlombaan pokok dalam MQK. Mulai lomba membaca, menerjemahkan, dan memahami kitab kuning. Total ada 25 bidang yang akan dikompetisikan dan terbagi dalam tingkatan. “Ada tingkatan dasar, menengah, dan tinggi,” ujarnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta. Dia mengapresiasi rangkaian acara MQK tahun ini yang tidak hanya menjadi ajang lomba baca kitab kuning, tapi juga lomba pidato bahasa Inggris dan Arab.
Ganjar juga mengapresiasi penampilan para penari yang telah menyuguhkan sendratari Ratu Kalinyamat. “Kami bangga karena dalam pembukaan MQK ini ditampilkan tarian yang menceritakan sejarah Jepara,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pesantren merupakan miniatur Indonesia. Pesantren jadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa. “Jika tidak ada pesantren, belum tentu negara ini ada,” katanya.
Ponpes memiliki peranan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia. Hari Santri sendiri bukan hanya sebagai pengakuan keberadaan santri. Lebih dari itu, santri diharapkan bisa jadi garda terdepan persatuan dan kesatuan di Indonesia.
Di tingkat pusat, Lukman meyatakan, alokasi APBN untuk pesantren terus ditingkatkan. Karena itulah dia menekankan di tingkat pemerintah daerah hal serupa dilakukan. “Pemerintah daerah harus peduli dengan layanan pendidikan di daerahnya, termasuk pesantren dan madrasah diniyah,” ujarnya.
Terkait MQK sendiri, Lukman menilai seperti ajang olimpiade-nya pondok pesantren. “Selamat bagi para peserta, selamat berlomba,” tegasnya.
Lukman juga sempat menyampaikan salam dari Presiden Jokowi. Dia juga menyampaikan permohonan maaf Presiden Jokowi karena tidak bisa hadir menyapa para santri secara langsung.