JEPARA, (HUMAS)– Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Nurul Furqon, menghadiri acara Pembukaan Seleksi Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan pada Senin, 21 Juli 2025, di Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati, Bangsri, Jepara. Kehadiran beliau dalam kegiatan ini mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan.
Acara pembukaan berlangsung khidmat dan meriah, dihadiri oleh para pejabat Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, para pengasuh pondok pesantren, serta ratusan peserta dan pendamping dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Tengah. MQK tingkat provinsi ini merupakan ajang seleksi untuk menjaring santri-santri terbaik yang akan mewakili Jawa Tengah dalam Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) tahun 2025.
Dalam pidato pembukaannya, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menyatakan, gelaran MQK menjadi momentum untuk pengenalan literasi di pondok pesantren dalam memaknai kitab-kitab klasik berbahasan arab. “Termasuk pada teks-teks Al-Qur’an. Dan saya yakin ketika orang Islam itu mau memahami Al-Qur’an dengan benar, maka hasil yang ada yakni kebersamaan, saling menghormati, dan saling merangkul. Itu yang kami harapkan,” kata Taj Yasin.
Dikatakan dia, metode pembacaan dalam ajang MTQ tersebut telah digunakan di banyak pondok pesantren di Jawa Tengah, termasuk Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati Bangsri yang jadi tuan rumah di ajang tersebut. Dalam ajang itu, diikuti sebanyak 271 peserta dari 78 pondok pesantren di berbagai kabupaten/kota di provinsi ini. Melalui gelaran itu juga menjadi ajang seleksi peserta yang akan diikutkan dalam MQK nasional di Sulawesi Selatan pada Oktober 2025 mendatang.

Taj Yasin menjanjikan hadiah bagi santri-santri yang bisa meraih juara pada ajang nasional di Sulawesi Selatan nantinya.
“Kami mendorong dan semangati. Buktikan bahwa MQK nasional di Sulawesi Selatan nanti akan juara. Kita tahu bahwa di 2023 kemarin, Jateng dinyatakan juara umum,” kata Taj Yasin. Apabila Jateng berhasil juara MQK nasional di Sulawesi Selatan, maka akan menjadi modal mengajukan diri menjadi tuan rumah MQK nasional di Jateng pada periode setelahnya, lanjutnya.
Melalui gelaran MQK ini, diharapkan lahir santri-santri berprestasi yang tidak hanya menguasai literatur keagamaan klasik, tetapi juga mampu menjadi teladan dalam menjaga persatuan dan akhlak mulia. Kegiatan ini menegaskan komitmen Jawa Tengah dalam mencetak generasi muslim yang cerdas, moderat, dan berdaya saing global, sekaligus memperkuat peran pondok pesantren sebagai pusat peradaban ilmu dan akhlak. (NF/MN)