MAKKAH, (HUMAS) — Dalam rangka menyongsong fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), para Ketua Kloter di bawah koordinasi Sektor 5 menerima penguatan khusus di Hotel Safwat Al Shorouq, Sabtu (31/5). Kegiatan ini menekankan pentingnya kesiapan mental, spiritual, dan teknis dalam melayani jamaah pada fase tersulit dalam penyelenggaraan haji.
Hadir sebagai narasumber Staf Ahli Menteri Agama, Benyamin Yafid dan Kepala Sektor 5 Fitriyanto, sementara Wakil Kepala Sektor Putra Batubara sebagai moderator. Kedua narasumber memberikan arahan strategis yang menegaskan bahwa pelayanan haji adalah tanggung jawab negara yang didukung penuh oleh alokasi APBN maupun APBD. “Tidak ada negara di dunia yang melayani jamaah haji sekomprehensif dan sesistematis Indonesia. Ini adalah bentuk hadirnya negara dalam ibadah umat,” tegas Benyamin Yafid.
Dalam kesempatan itu, para Ketua Kloter juga dimotivasi untuk menjaga semangat dan keikhlasan dalam bertugas. Mereka diingatkan untuk tidak mudah mengeluh, tetap berpikir positif, dan menyadari bahwa keberhasilan misi pelayanan tidak hanya bergantung pada kemampuan pribadi semata, tetapi juga kekuatan spiritual melalui doa.

Staf Ahli Menag, Benyamin Yafid juga mengingatkan tantangan utama yang dihadapi para Ketua Kloter di fase Armuzna dan kepulangan.
“Pertarungan sesungguhnya bagi Ketua Kloter ada dua: saat mengelola jamaah yang tercerai-berai di Armuzna, dan saat menggabungkan mereka kembali menjelang kepulangan. Kedua momen ini krusial dan menentukan,” ujarnya.
Fitriyanto, selaku Kepala Sektor 5, menyoroti pentingnya koordinasi lintas syarikah. Ia menegaskan bahwa syarikah memiliki kewajiban untuk memberangkatkan jamaah dari hotel ke Armuzna tanpa memandang pembagian syarikah, demi memastikan seluruh jamaah terlayani dengan baik.
Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menyatukan langkah, memperkuat sinergi, dan membangun spirit pelayanan terbaik bagi para tamu Allah. Para Ketua Kloter diminta tidak hanya menjadi manajer logistik, tetapi juga pemimpin spiritual yang menguatkan jamaah di saat-saat krusial. (SRN/MTb)