Pekalongan – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahmadi sore ini hadir di Hotel Grand Mandarin Pekalongan untuk memberikan pembinaan dan pembekalan kepada para guru MI Kabupaten Pekalongan dalam kegiatan Bimtek Kurikulum 2013 Mapel PAI bagi Guru MI se-Kabupaten Pekalongan.
Kakanwil menyampaikan bahwa dengan adanya perubahan kurikulum 2013 akan membawa perubahan khususnya bagi para pendidik dan tenaga pendidikan. Perubahan tersebut selayaknya menjadi perhatian bagi para tenaga pendidik khususnya perubahan mindset. Diharapkan para guru tidak ragu ragu untuk menggunakan teknologi untuk memperlancar pelaksanaan tugas.
“Percepatan perubahan sebagaimana diharapkan pada kurikulum 2013 akan semakin sempurna dengan memanfaatkan teknologi informasi,” jelas Ahmadi. Intinya, jelas Ahmadi, guru harus mau dan mampu berubah sesuai dengan perkembangan.
Kedepan diharapkan akan adanya perubahan sikap anak didik dengan adanya sikap santun, sikap optimis, sikap agamis. Ketika akan mewujudkan perubahan tersebut maka harus dimulai dari guru.
“Mulailah dengan kata tidak sulit dan bisa,” tandasnya. Mulailah seluruh tugas dengan sikap optimis dan sikap positif. Bila dimulai dengan sikap positif 30 persen energi akan terdorong untuk mewujudkan sikap positif.
“Jika orang lain bisa, kita sudah biasa,” tegasnya. Tidak ada permulaan yang bisa dilakukan dengan mudah, pasti menemui kesulitan. Dengan sikap optimis dan positif sejurus kemudian segala kesulitan akan dapat diselesaikan dan Insya Allah berubah menjadi mudah.
Dengan didampingi A. Umar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Pekalongan, Kakanwil memberikan pembinaan kepada para peserta yang dengan tekun mengikutinya. Peserta diajak untuk meningkatkan kompetensinya sehingga makin kedepan makin baik.
“Tingkatkan terus kompetensi minimal pada batas yang dipersyaratkan,” tegasnya. Yang paling penting, lanjutnya, menguatkan komitmen untuk memberikan pelayanan yang optimal dengan berlandaskan pada 5 nilai budaya kerja: integritas, profesionalitas, inovasi, tanggungjawab, dan keteladanan.
“Luruskan niat untuk berbuat baik dan mulia diiringi semangat untuk meningkatkan kompetensi diri,” kata Kakanwil mengakhiri pembinaan (hufrn)