Kab. Pekalongan – Bertempat di Pondok Pesantren Walindo Mambaul Falah Boyoteluk Siwalan, dilaksanakan Naharul Ijtima’ dalam rangka Halal bi Halal dan Lounching Madin NU se Jawa Tengah. Rabu, (15/06/2022).
Hadir pada kegiatan tersebut Gubernur Jawa Tengah Bp. H.Ganjar Pranowo, SH, M.IP, Bupati Pekalongan Ibu Fadia A Rafiq, SE, MM, Wakil Ketua Umum PBNU Bp.KH.Zulfa Musthofa, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah yang diwakili Kabid PD Pontren DR.H.Nur Abadi, M.Pd, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Drs.H.Sukarno, MM, Pengurus PWNU Provinsi Jawa Tengah, Pengurus RMI Provinsi Jawa Tengah, Pengurus PCNU Kabupaten Pekalongan, Pengurus RMI NU Kabupaten Pekalongan, serta kepala Madin dan ustadz/ustadzah se-Kabupaten Pekalongan.
Ketua PWNU Provinsi Jawa Tengah.KH.Drs. Muhammad Muzamil menyampaikan terima kasih kepada RMI NU Jawa Tengah yang menyelenggarakan acara naharul ijtima’ dalam rangka halal bi halal dan lounching madin NU se Jawa Tengah. Madrasah Diniyah merupakan lembaga yang sangat penting untuk menanamkan akhlaqul karimah pada anak-anak kita.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah melalui Kabid PD Pontren H.Nur Abadi, menyampaikan peran serta dan sinergitas antara Kementerian Agama dengan PWNU Jawa Tengah sangat penting dalam mengembangkan pendidikan madrasah diniyah. Peningkatan tata kelola dan manajemen lembaga madrasah diniyah. Peningkatan kualitas mutu lembaga madrasah diniyah.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam arahannya mendukung penuh Nahdlatul Ulama (NU), yang membekali anak-anak terkait antiradikalisme dan toleransi sejak Madrasah Diniyah (Madin). Ia siap memberikan dukungan dan bekerja sama untuk memuluskan program itu.
“Sebenarnya cita-cita utamanya bagaimana anak-anak kita mulai dari madin itu sudah diajarkan Aswaja. Jadi itu benar-benar dilaksanakan, dengan harapan kelak kemudian hari nilai-nilai keagamaan yang akan diamalkan itu sesuai dengan yang dikembangkan oleh NU,” kata Ganjar.
Selama ini, lanjut dia, NU sudah memberikan contoh bagaimana beragama yang baik. Para sesepuh Nahdliyin telah menunjukkan rasa toleransi, rasa kemanusiaan yang tinggi dan selalu mendamaikan.
“Para sesepuh itu selalu adem dalam bersikap, ya bertindak, dan berbicara. Itu adem semuanya. Inilah yang kemudian generasi mudanya harus disiapkan untuk itu,” jelas Ganjar.
Salah satu caranya, beber gubernur, adalah dengan me-launching Madin NU se-Jateng. Harapannya, sejak di bangku Madin, anak-anak sudah diajarkan dengan nilai-nilai Aswaja.
Ganjar justru berharap, tidak hanya di Madin, ajaran Aswaja bisa dilakukan di setiap jenjang pendidikan. Mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan seterusnya.
“Kalau itu bisa, kita harapkan tidak ada lagi yang berkelahi pada urusan-urusan yang selama ini muncul di medsos. Seolah-olah kita menjadi terbelah-belah,” tegasnya.
Padahal, menurut gubernur, ada tantangan masa depan yang semakin kompleks. Anak-anak harus disiapkan dengan modal nilai-nilai tersebut. “Jadi ilmu pengetahuannya bagus, agamanya bagus, kepribadiannya bagus sehingga mereka siap menghadapi Indonesia di masa depan. Tentu kita akan dukung penuh, dan kami harap ada kerja sama antara NU dan Pemprov Jateng, untuk mengembangkan ini ke level-level pendidikan yang lebih tinggi,” pungkasnya. (Mst/Ant).