KAB.PEKALONGAN, KEDUNGWUNI — Kamis (14/09/2023) MAN Pekalongan menjadi pusat penyelenggaraan pembinaan ASN Madrasah Negeri se-Kab. Pekalongan. Pembinaan ASN disampaikan oleh Kepala KAnwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Dr. H. Mustain Ahmad, S.H., M.H.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan beserta para Kasi dan Penyelenggara, Kepala dan ASN MAN, MTs N 1, MTs N 2 dan MIN Pekalongan di aula lantai 2 pukul 14.00 – 16.00 WIB.
Drs. H.A.M. Alwi, M.Pd selaku kepada madrasah mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr.H.Mustain Ahmad, S.H, M.M. atas promosi Doktor Manajemen Pendidikan Islam UIN Raden Mas Said Surakarta. Selamat datang di madrasah dan mohon arahan dan pembinaan. Mohon maaf atas segala kekurangan penyelenggaraan pembinaan.
Selanjutnya Drs. Imam Thobroni, M.M. Kepala Kankemenag Kab. Pekalongan menyambut gembira kehadiran Kakanwil Kemenag Jateng, ucapan selamat atas gelar doktor dan segenap ASN mendoakan agar karir semakin meningkat. Pada kesempatan ini mohon pencerahan ASN. Saat ini madrasah negeri di Kab. Pekalongan menjadi pilihan masyarakat. Kehadiran madrasah menjadi inspirasi. Madrasah negeri saat ini masih status mondok di tanah Pemkab kurang lebih 1 hektar. Pengembangan infrastruktur masih terhambat status tanah. Tapi kami terus berjuang untuk mengurus peralihan agar tanah Pemkab bisa dihibahkan ke Kemenag. Mohon doa restu dan pencerahannya.
Dr. H. Mustain Ahmad, S.H, M.H. memaparkan mengenali diri sangat penting agar bisa menempatkan diri dan akan tahu diri. Jika bisa mengenali diri maka kerja efektif dan produktif serta tidak mubazir. Mengenali diri akan profesi kebanggaan menjadi guru harus ditanamkan. Mengenali diri berperan penting dalam setiap pekerjaan dan memaknai nilai kehidupan. Sebagai salah satu contoh memaknai filosofi iqra sebagai media mengenali diri. Guru harus dituntut belajar dan belajar. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan. Mengenali diri dengan berpikir, berucap, bersikap, berperilaku, bertindak sebagai guru yg wajib digugu dan ditiru. Sesuai ungkapan di situ bumi dipijak di situ langit dijunjung.
(MC-RIP-FH/MTb)