Kab. Pekalongan – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan melalui Penyelenggara Katolik menggelar Penguatan Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Agama Katolik Kabupaten Pekalongan. Kegiatan dilaksanakan di Aula Kankemenag kabupaten Perkalongan, pada hari Kamis, (30/06/2022).
Adapun peserta yang hadir yakni sebanyak 20 belas orang mencangkup para Kateksis/Penyuluh yang berkarya, baik di Gereja Paroki, Stasi maupun lingkungan yang menangani Sakramen Inisiasi, Pembinaan Iman Umat dan Prodiakon.
Dalam laporan kegiatan, Purwaningsih, S.Pd, Gara Katolik yang juga sekaligus sebagai Ketua Panitia, menyampaikan bahwa dasar pelaksanaan kegiatan adalah DIPA Petikan Ditjen Bimbingan Masyarakat Katolik Nomor : SP DIPA-025.06.2.417072/2022 Revisi ke 3 tanggal 22 Juni 2022 Kode Kegiatan : 025.06.DC.2140.PEG.001.052.
Purwaningsih juga menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan tersebut yakni untuk menyadarkan kembali tugas dan fungsi Kateksis/Penyuluh baik di Gereja Paroki, di Stasi ataupun di lingkungan; agar peserta menerima gambaran seputar Moderasi Beragama; dan peserta diharapkan nantinya mampu mempraktekan Moderasi Beragama dalam kehidupan sehari.
“Kami berharap dengan dilaksankannya kegiatan ini, senantiasa dapat meningkatkan kualitas hidup iman umat Katolik.” tutur Purwaningsih.
Kepala Kankemenag kabupaten Pekalongan, Drs. H. Sukarno, M.M hadir untuk membuka dan memberikan sambutan. Dalam awal sambutannya kakankemenag mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada panitia juga semua peserta kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Agama Katolik Kabupaten Pekalongan ini..
H. Sukarno mengemukakan terkait urgensi Moderasi Beragama yaitu menjaga keseimbangan hak beragama dan komitmen kebangsaan. Tugas merawat ke-Indonesia-an, dengan keberagamanan, serta empat hal sebagai ciri dari moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan berdasarkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Yang kedua yaitu toleransi terhadap umat lain yang berbeda agama dalam menjalankan aktivitas ibadah atau keagamaan lainnya. Ketiga yaitu anti kekerasan. Yang terakhir yaitu menghargai budaya bangsa yang merupakan kearifan lokal kita.
Kakankemenag menghimbau kepada para penyuluh agar secara berkala menyampaikan moderasi beragama kepada masyarakat, dengan harapan moderasi beragama yang digaungkan oleh Kemenag dapat menyentuh hingga semua umat.
“Tugas penyuluh agama itu luar biasa. Penyuluh harus bisa membaca situasi dan kondisi masyarakat. Para penyuluh agama mengemban tiga misa yaitu, konsultasi, edukati dan advokati. Tujuan moderasi beragama adalah untuk memanusiakan manusia.” ungkapnya.
Lebih lanjut H. Sukarno mengatakan penyuluh agama Katolik harus menyadari bahwa Kemajemukan itu adalah rahmat (Given). Kemajemukan adalah kekayaan bangsa Indonesia, jadi perlu disyukuri. Kemajemukan itu perlu dikelola supaya jadi rahmat. Kemajemukan adalah pengakuan dan jaminan terhadap pluralitas dalam hal etnik, budaya dan agama yang khas bagi bangsa, harus ditata secara insklusif. Keterbukaan dan pengakuan terhadap kemajemukan menjadi kunci untuk membangun dialog mewujudkan moderasi beragama.
H. Sukarno juga menyampaikan, penyuluh Agama Katolik ini merupakan agen moderasi beragama yang diharapkan dapat turut serta mewujudkan masyarakat semakin beriman dan bertakwa sekaligus mampu menebarkan atau mengartikulasikan cara beragama yang tidak lepas dari nilai perdamaian dan persaudaraan, sehingga bahwa penyuluh Agama merupakan ujung tombak Kemenag yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Untuk itu diharapkan penyuluh harus terus meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengembangan diri dalam memberikan penyuluhan.
“Kami berharap kepada para Penyuluh Katolik untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait Moderasi Beragama sehingga mampu mampu memberikan kajian ilmu dan pemahaman agama serta menanamkan pada kelompok binaan untuk tidak berlebihan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama,” imbuhnya.
“Sekali lagi selamat mengikuti kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Agama Katolik Kabupaten Pekalongan ini, semoga ada manfaatnya. Dan dengan mengharap ridho Allah Tuhan semesta Allah, maka secara resmi kegiatan acara ini kami buka,” demikian disampaikan Kakankemenag di akhir sambutannya. (Ant).