KOTA TEGAL, (HUMAS) — Sebanyak 25 guru agama Katolik dari wilayah barat, yang meliputi Pemalang, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Brebes, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Guru Agama Katolik Wilayah Barat yang digelar oleh Penyelenggara Katolik Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan pada Selasa, (06/08/2024), di Kota Tegal. Agenda utama dalam rapat ini adalah pembahasan tentang pengisian Sekilas Kurikulum Merdeka yang disampaikan oleh Agustinus Puji Saptono.
Meningkatkan Pemahaman Terhadap Kurikulum Merdeka
Dalam sesi pembahasannya, Agustinus Puji Saptono menjelaskan berbagai aspek dari Kurikulum Merdeka yang diterapkan di sekolah-sekolah Katolik. “Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi guru untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal,” kata Agustinus. Ia menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang Kurikulum Merdeka agar para guru dapat memberikan pendidikan yang relevan dan bermakna bagi siswa.
Agustinus juga membahas tentang inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. “Guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan, dan Kurikulum Merdeka ini adalah salah satu bentuk inovasi yang menuntut kreativitas serta keaktifan dari para pendidik,” tambahnya.
Para peserta Rakor sangat antusias dan terlibat aktif dalam sesi diskusi, berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi dalam implementasi kurikulum baru ini di sekolah masing-masing. Mereka menyadari bahwa Kurikulum Merdeka membuka peluang besar bagi pengembangan pendidikan Katolik yang lebih inklusif dan adaptif.
Menjaga Kekompakan dan Kerja Sama
Penyelenggara Katolik, Purwaningsih, memimpin Rakor ini dengan memberikan arahan kepada para guru agama Katolik. Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya menjaga kekompakan dan kerja sama antar guru. “Saya berharap agar kita semua saling menjaga keakraban dan saling membantu. Jika ada kesulitan, jangan ragu untuk saling membantu satu sama lain,” ujar Purwaningsih.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya membangun jaringan komunikasi yang efektif di antara para guru agar informasi dan pengalaman dapat dengan mudah dibagikan. “Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh satu orang, tetapi hasil dari kerja sama dan kolaborasi semua pihak,” tambah Purwaningsih.
Purwaningsih berharap bahwa Rakor ini dapat menjadi sarana untuk mempererat hubungan di antara para guru agama Katolik, sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah barat. Ia mengingatkan bahwa pendidikan agama Katolik memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral siswa, dan hal ini harus didukung oleh soliditas dan sinergi di antara para pendidik.
Rakor ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Katolik di wilayah barat. Para peserta berharap bahwa melalui kegiatan seperti ini, mereka dapat terus memperbarui wawasan dan keterampilan dalam mengajar, serta berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan.
“Kami berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri demi pendidikan yang lebih baik,” ungkap salah satu peserta Rakor. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, para guru berharap dapat lebih leluasa dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang lebih adaptif dan kontekstual.
Kegiatan Rakor Guru Agama Katolik Wilayah Barat ini mencerminkan komitmen para pendidik untuk terus berinovasi dan bersinergi demi mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, para guru siap menghadapi tantangan pendidikan masa depan dan memberikan yang terbaik bagi generasi penerus bangsa. (Nurwahyu/MTb)