KAJEN, (HUMAS) – Tahun 2025 menjadi tonggak penting bagi dunia pendidikan madrasah di Kabupaten Pekalongan. Untuk pertama kalinya, seluruh madrasah dari jenjang MI, MTs, hingga MA, serta pondok pesantren penyelenggara kesetaraan, mengikuti simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara serentak.
Kegiatan simulasi yang berlangsung mulai Senin hingga Kamis, 21-24 Juli 2025, bertujuan memberikan pengalaman awal kepada siswa dalam menghadapi asesmen berbasis komputer serta memastikan kesiapan teknis di masing-masing satuan pendidikan.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kabupaten Pekalongan, Moh. Irkham, menyampaikan bahwa simulasi ini sangat penting untuk melatih siswa mengenal jenis soal dan format ujian digital, sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri mereka.
“Melalui simulasi, siswa dapat terbiasa menggunakan komputer saat mengerjakan soal. Ini juga membantu madrasah memeriksa kesiapan perangkat keras, jaringan internet, hingga sistem operasional yang akan digunakan saat ANBK sebenarnya,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Tim Teknis Kemenag Kabupaten Pekalongan, Kindro DR, menambahkan bahwa simulasi tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga menjadi ajang latihan bagi para proktor dan teknisi.
“Simulasi ini adalah wahana uji coba yang sangat penting. Madrasah bisa mengenali dan mengatasi kendala teknis lebih dini, seperti gangguan jaringan atau kerusakan perangkat, serta memberi kesempatan kepada proktor dan teknisi untuk mengasah keterampilan mereka,” ujar Kindro.
Tahun ini, pelaksanaan simulasi ANBK menjadi lebih luas dan serentak, tidak hanya di madrasah tetapi juga di semua jenjang pendidikan secara nasional. Untuk wilayah Kabupaten Pekalongan, kegiatan ini diikuti oleh: 🔹 120 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 🔹 36 Madrasah Tsanawiyah (MTs) 🔹 17 Madrasah Aliyah (MA) 🔹7 Pondok Pesantren Penyelenggara Program Kesetaraan
Pelaksanaan simulasi ANBK ini diharapkan mampu memperkuat kesiapan seluruh elemen pendidikan dalam menyongsong asesmen nasional yang lebih adil, transparan, dan berbasis kompetensi.
“Kami berharap semua madrasah siap, tidak hanya dari sisi teknis, tapi juga mental siswa dan kesiapan SDM-nya. Ini adalah bagian dari transformasi pendidikan madrasah ke arah yang lebih maju dan adaptif terhadap teknologi,” pungkas Moh. Irkham.
Simulasi ANBK bukan sekadar latihan, melainkan bagian dari strategi besar membangun pendidikan madrasah yang unggul dan siap menghadapi tantangan zaman. (KDR/MTb)
Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami. Setuju