KAJEN, (HUMAS) — Menaggapi kritik yang disampaikan oleh tim pengawas haji 1445 H/2024 M, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada penyalahgunaan dalam pemanfaatan alokasi kuota tambahan untuk operasional ibadah haji 1445 Hijriah/2024 Masehi.
“Tidak ada penyalahgunaan kuota tambahan. Itu prinsipnya,” ujar Yaqut menanggapi kritik yang dilontarkan oleh tim pengawas haji mengenai pengalihan kuota tambahan. Tahun ini, kuota haji Indonesia berjumlah 221.000 orang, yang terdiri atas 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.
Selain itu, Indonesia juga mendapat tambahan kuota sebesar 20.000, yang dibagi masing-masing 10.000 untuk haji reguler dan 10.000 untuk haji khusus.
“Kami tidak menyalahgunakan dan insya Allah kami jalankan amanah ini sebaik-baiknya,” tegas Yaqut.
Puncak penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M pun berlangsung dengan lancar dan sukses. Proses di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) berjalan dengan lancar. Menag, Yaqut , menyatakan bahwa peristiwa kepadatan di Muzdalifah pada tahun 2023 berhasil diantisipasi dengan baik, sehingga jamaah haji sudah diberangkatkan dari Muzdalifah ke Mina pada pukul 07.37 waktu Arab Saudi (WAS).
“Alhamdulillah puncak haji berjalan dengan lancar mulai dari prosesi di Arafah, Muzdalifah hingga Mina, semua berjalan baik dan lancar,” kata Yaqut.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari penerapan kebijakan Smartcard Nusuk dan skema murur dalam proses pendorongan jamaah haji dari Arafah ke Mina.
Murur adalah skema pergerakan jamaah haji dari Arafah, melintas di Muzdalifah tanpa turun dari bus, dan langsung menuju Mina. Skema ini diterapkan untuk jamaah lansia, risiko tinggi, dan disabilitas.
“Saya kira salah satu kunci sukses dan lancarnya perjalanan jamaah haji kita ada pada dua hal ini, Nusuk dan Murur,” tegas Yaqut. (MTb)