KEDUNGWUNI, (HUMAS) — Selasa (03/12/2024), Pondok Pesantren Al-Fusha Kedungwuni menjadi tuan rumah kegiatan Workshop Penguatan Kemandirian Ekonomi Pesantren. Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Bank Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Pekalongan, serta Ikatan Kemandirian Ekonomi Pesantren Eks Karesidenan Pekalongan. Workshop ini menghadirkan narasumber dari Bank Indonesia Cabang Tegal dan KADIN Kabupaten Pekalongan.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Gunawan, yang hadir mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan. Dalam sambutanya, Gunawan menyampaikan beberapa poin penting, diantaranya ia menekankan pentingnya pelatihan seperti ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
Selanjutnya gunawan mengingatkan bahwa semakin banyak pesantren yang mendapatkan pelatihan semacam ini, maka kontribusinya dalam meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren akan semakin nyata.
Ia mendorong para peserta untuk tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga mempraktikkan ilmu yang didapat agar dapat menjadi entrepreneur tangguh. “Dengan semangat dan ketekunan, para santri dapat menjadi penopang ekonomi pesantren dan membawa pesantren menuju kemandirian,” tegas Gunawan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal,” ujarnya.
Gunawan juga menekankan pentingnya pelatihan semacam ini untuk memperkuat kemandirian pesantren. “Workshop ini adalah langkah strategis untuk menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Saya berharap para peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, menyerap ilmu dari narasumber, dan mengaplikasikannya di dunia nyata. Dengan demikian, para santri bisa menjadi entrepreneur tangguh yang mampu menopang kemandirian pesantren,” ujar Gunawan.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fusha, KH Dzilqon, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini selaras dengan amanat gurunya, KH Maimun Zubair, yang mendorong santri untuk terjun dalam dunia perdagangan. KH Dzilqon menceritakan kisah inspiratif perjalanan usahanya yang dimulai dengan bisnis konveksi kecil-kecilan hingga akhirnya berkembang. Berkat keuletan dan keyakinannya, usaha tersebut menjadi modal awal untuk mendirikan Pondok Pesantren Al-Fusha.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengamalan ilmu kitab kuning yang diajarkan di pesantren, khususnya bab Tijaroh (perdagangan). Dalam era modern ini, santri harus menguasai teknologi agar mampu bersaing di dunia bisnis online,” ujar KH Dzilqon. Ia berharap workshop ini dapat mencetak generasi santri yang tangguh dan siap menghadapi tantangan zaman.
Narasumber dari Bank Indonesia Cabang Tegal memberikan pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan yang Islami dan strategi bisnis berbasis syariah. Sementara itu, perwakilan KADIN Kabupaten Pekalongan berbagi wawasan praktis mengenai kewirausahaan dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di pesantren.
Dengan semangat yang tinggi, para peserta yang terdiri dari santri, pengasuh pesantren, dan pelaku usaha pesantren antusias mengikuti setiap sesi workshop. Melalui kegiatan ini, diharapkan pesantren mampu meningkatkan kemandirian ekonominya sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Menuju Pesantren Mandiri
Workshop ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya memperkuat peran pesantren sebagai pusat pendidikan dan ekonomi umat. Dengan semakin banyaknya pesantren yang mengikuti pelatihan serupa, diharapkan kontribusi pesantren terhadap perekonomian daerah akan semakin nyata. (MZM/MTb)