Kemenag Kab. Pekalongan
20 Mei 2025
  • Beranda
  • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Sejarah
    • Profil Pimpinan
  • Layanan
    • Maklumat Pelayanan
    • Brosur Layanan
  • Berita
    • Tata Usaha
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Bimbingan Masyarakat Islam
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Penyelenggara Katolik
  • Data
    • Data KUA
    • Data Madrasah
    • Data Lainnya
    • Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
  • Regulasi / Hukum
  • Kontak
  • Pojok ZI
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Sejarah
    • Profil Pimpinan
  • Layanan
    • Maklumat Pelayanan
    • Brosur Layanan
  • Berita
    • Tata Usaha
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Bimbingan Masyarakat Islam
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Penyelenggara Katolik
  • Data
    • Data KUA
    • Data Madrasah
    • Data Lainnya
    • Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
  • Regulasi / Hukum
  • Kontak
  • Pojok ZI
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Beranda Bimbingan Masyarakat Islam

Tantangan Moderasi Beragama & Wawasan Kebangsaan

oleh adminweb
Juni 10, 2022
Dalam Kategori Bimbingan Masyarakat Islam
Durasi Membaca: 2 Menit
A A
0
Tantangan Moderasi Beragama & Wawasan Kebangsaan

Kab. Pekalongan – Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, hadir dan memberikan materi dalam Penguatan Moderasi Beragama Bagi Penyuluh Agama Islam Non PNS Kab. Pekalongan, bertempat di Ballroom Hotel Santika Kankemenag Kab. Pekalongan. (Rabu, 7 Juni 2022).

Disampaikan oleh H. Musta’in Ahmad fakta masyarakat Indonesia adalah multikulturalisme sudah menjadi keniscayaan, baik secara historis maupun kondisi saat ini. Hidup di Indonesia akan selalu berhadapan dengan kenyataan masyarakat multikultur. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai etnis, budaya, agama dan bahasa sehingga bisa disebut sebagai ‘masyarakat multikultural’ terbesar di dunia.  Jumlah pulaunya sekitar 13.000 buah. Populasi penduduknya lebih 240 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa berbeda, menganut agama dan aliran kepercayaan yang beragam.

“Sisi negatif multikultural yang perlu diantisipasi karena dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti yang sekarang dihadapi bangsa ini. Perseteruan politik, kekerasan dan kerusuhan massal, separatisme, serta hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghormati hak-hak orang lain, adalah bentuk nyata konsekuensi multikulturalisme itu, “ tutur Kakanwil.

Masih menurut Kakanwil Pendekatan multikultural, dengan menempatkan Penyuluhan yang lebih Moderat “Jalan Tengah” dalam membangun sikap keberagamaan masyarakat. Dakwah Nabi (di Madinah) adalah contoh sejarah bagaimana dakwah dapat dilakukan di tengah masyarakat multikultur. Multidialog merupakan pilihan metoda yang dapat ditawarkan untuk menyiasati multukulturalisme.

Strategi Penyuluhan pada masyarakat multikultural  harus dirancang  mengakomodasi keragaman budaya, etnik, kebiasaan  dan berwawasan global, sebab masyarakat multikultur memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Oleh karena itu, Penyuluh Agama Islam harus mempunyai strategi yang baik, antara lain :  1). mampu mengajak dan membimbing masyarakat dg memberikan informasi dan ilmu pengetahuan sehingga dapat terajut ukhuwah; 2). mempunyai peran strategis dalam membina sekaligus menyampaikan berbagai informasi terkait kebijakan pemerintah kepada masyarakat; 3. melakukan langkah nyata untuk menanggulangi gerakan propaganda radikalisme melalui media online dan media sosial yang dijadikan sebagai media utama penyebarannya; 4. memperkuat literasi melalui media online dan media sosial berbasis ajaran agama untuk melawani propaganda penyebaran paham radikalisme, berita hoax, ujaran kebencian yang memicu perpecahan.

“Apabila penyuluh bergerak maka beban Indonesia  dalam kerukunan umat beragama akan terasa ringan.” pungkas H. Musta’in dalam penyampaiannya. (Irk/Ant).

ShareTweetSend
Artikel Sebelumnya

Bupati : Jaga Kerukunan Antar Sesama Pesantren

Artikel Selanjutnya

10 GTK Kab.Pekalongan Siap Berkompetisi Tingkat Jateng

Copyright © 2024 Kantor Kemenag Kab. Pekalongan.

Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Sejarah
    • Profil Pimpinan
  • Layanan
    • Maklumat Pelayanan
    • Brosur Layanan
  • Berita
    • Tata Usaha
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Bimbingan Masyarakat Islam
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Penyelenggara Katolik
  • Data
    • Data KUA
    • Data Madrasah
    • Data Lainnya
    • Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
  • Regulasi / Hukum
  • Kontak
  • Pojok ZI

Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.
Skip to content
Open toolbar Accessibility Tools

Accessibility Tools

  • Increase TextIncrease Text
  • Decrease TextDecrease Text
  • GrayscaleGrayscale
  • High ContrastHigh Contrast
  • Negative ContrastNegative Contrast
  • Light BackgroundLight Background
  • Links UnderlineLinks Underline
  • Readable FontReadable Font
  • Reset Reset