KARANGDADAP – Warga Desa Kalilembu, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Sri Hartatik yang menghebohkan warga Kota Santri lantaran pengakuannya sebagai nabi yang menerima wahyu dari Tuhan, akhirnya angkat bicara, kemarin (3/6). Ditemui sejumlah awak media, Sri menjelaskan pengalaman spiritual dari melihat surga dan neraka hingga proses dia mendapatkan wahyu, yang ia tulis dalam sebuah buku berjudul Alkitab Na’sum. Ia mengklaim, dirinya sempat bertemu malaikat jibril saat menderita penyakit menahun, hingga menerima wahyu.
Perjalanan spiritual ini juga yang membuatnya melakukan ibadah salat berbeda dari umat Islam pada umumnya. Jika umat Islam menghadap ke arah Barat (kiblat wilayah Indonesia, red), saat sedang menunaikan ibadah salat, Sri justru membelakangi kiblat.
“Dari ayat-ayat di dalam wahyu yang saya dapatkan itu, salat menghadap ke timur. Petunjuk itu yang saya ikuti,” aku Sri Hartatik di rumahnya, Jumat (3/6).
Akan tetapi, lanjut dia, jumlah salat yang dilakukan dalam satu hari masih sama yakni sebanyak lima waktu. Kemudian perbedaan jumlah neraka yang ada di Alquran sebanyak tujuh lapis. Namun menurutnya jumlah neraka lebih banyak yakni 17 lapis.
“Yang saya baca dari Alquran, jumlah neraka tujuh, dan surga tujuh. Namun yang saya lihat, ternyata neraka lebih luas, jumlahnya lebih banyak ada 17,” jelas dia.
Sri Hartatik menilai, anggapan masyarakat terhadap dirinya yang dinilai sesat dan melenceng dari ajaran Islam tersebut terlalu berlebihan. “Sesatnya dari mana coba? Mereka belum baca bukunya (Alkitab Na’sum) seperti apa, tapi sudah mengecap sesat,” tegas dia.
Kendati beragama Islam, Sri mengaku kitab tersebut berisi tentang kitab-kitab di dunia mulai dari Alquran, Injil, Taurat, dan Zabur. Pada awalnya, memang Sri mengalami pertentangan adanya perbedaan kiblat saat salat. Dalam memegang keyakinannya itu, ia mengaku, tidak menarik masyarakat untuk menjadi pengikut ajaran tersebut. Namun diakuinya seluruh keluarganya mengikuti ajaran tersebut.
Menurutnya, sudah menjadi kebebasan masyarakat untuk memilih apapun ajaran yang dianutnya. Sehingga pihaknya tidak menyebarkannya. “Saya tidak menyebar-nyebarkan. Saya hanya mengajarkan ini untuk keluarga saya sendiri,” tandasnya.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, seorang warga Desa/Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Sri Hartatik mengaku sebagai seorang nabi. Bahkan ia telah menerbitkan kitab berjudul Alkitab Na’sum yang diakuinya sebagai wahyu dari Tuhan. Hal ini menggegerkan warga sekitar karena perempuan berusia 48 tahun itu dinilai menyebarkan ajaran sesat kepada para pengikutnya. Selain mengaku nabi, ia juga melaksanakan ibadah sholat dengan menghadap ke timur.
Sri yang merupakan seorang mantan guru di sebuah sekolah dasar itu dikenal orang-orang sebagai tabib mujarab atau orang pintar yang sering didatangi oleh pasien-pasiennya. “Berdasarkan informasi yang kami dapat, ia menyebarkan ajaran-ajarannya tersebut kepada pasien-pasiennya yang datang menemuinya. Kitab ajarannya juga ia bagi-bagikan kepada pasiennya secara gratis,” kata Rais Syuriah MWC NU Karangdadap, KH Agus Salim, kemarin.
Agus Salim mengatakan, setelah mengetahui gerakan Sri, pihaknya membentuk tim musyawarah di Gedung MWC setempat dan dilanjutkan dengan pertemuan di kediaman Agus Salim untuk membahas ajaran yang dibawa SH. “Setelah musyawarah, kami (para tokoh agama setempat) mendatangi SH di rumahnya kemarin. Kita ajak dia ngomong baik-baik dengan harapan agar dapat kembali ke jalan yang benar dan tidak melenceng dari ajaran Islam,” ujar Salim.