Kab. Pekalongan – Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi melepas kafilah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pelajar Tingkat Jawa Tengah tahun 2019 ke-34 asal Kabupaten Pekalongan. Para kafilah tersebut di lepas oleh Bupati di Rumah Dinas Jabatan Bupati, Senin (18/11/2019).
Menurut keterangan Kakankemenag Kab. Pekalongan H. Kasiman Mahmud Desky, mereka akan bertanding di Kompleks Asrama Haji Donohudan Kabupaten Boyolali, dari tanggal 18 hingga 21 November 2019 mendatang. Adapun jumlah Kafilah MTQ Pelajar asal Kabupaten Pekalongan yang mengikuti ajang ini berjumlah 16 orang, terdiri dari 6 orang untuk cabang Tartil Alquran (SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA untuk putri dan putra), 4 orang cabang Tahfidz (1 juz dan 5 juz putra dan putri), dan 6 orang cabang Tilawah (SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA untuk putri dan putra).
Bupati Asip berpesan kepada peserta agar berlomba dengan niat yang baik dan berniat untuk belajar lagi dengan teman-teman yang ada di Jawa Tengah. “Tak lupa niatkan juga untuk syiar agama Islam dan syiar untuk menghidupkan tilawatil Quran,” katanya.
Menurut Bupati, Kabupaten Pekalongan sudah dikenal sebagai lumbung atau basis pengembangan tilawatil Quran, dan bahkan banyak qori-qoriah nasional dan internasional banyak pula yang belajar di Kabupaten Pekalongan.
“Ini sebagai modal sosial yang luar biasa untuk kita, selain itu juga ada banyak sekali pesantren Al Quran di Kabupaten Pekalongan,” jelasnya.
Karena dikenal sebagi basis tilawah, lanjut Bupati, maka tugas kita selanjutnya adalah memberikan penguatan pada generasi terutama anak-anak guna melanjutkan dan meneruskan kembali apa yang dirintis para pendahuluan.
“Kita akui ada stagnan regenarasi beberapa dekade belakangan terkait pembinaan tilawatil Quran. Untuk itu kita akan lakukan lagi pembinaan baik kepada pelajar, remaja maupun umum,” ujarnya.
Kondisi stagnan tersebut, jelas Asip, karena diakibatkan beberapa faktor diantaranya, minat terhadap seni tilawatil Quran dari generasi ke generasi mengalami penurunan. Yang kedua yakni kita tidak terbiasa menyiapkan sumber daya manusia atau SDM untuk dilatih menjadi qori-qoriah handal.
“Dan penurunan kualitas dan kuantitas tersebut juga disebabkan kurangnya apresiasi, sehingga dalam era seperti sekarang ini perlu ada pembaharuan agar geliat minat terhadap seni Al Quran dapat dihidupkan kembali,” paparnya.(hfrn)