Kemenag Kab. Pekalongan
20 Mei 2025
  • Beranda
  • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Sejarah
    • Profil Pimpinan
  • Layanan
    • Maklumat Pelayanan
    • Brosur Layanan
  • Berita
    • Tata Usaha
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Bimbingan Masyarakat Islam
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Penyelenggara Katolik
  • Data
    • Data KUA
    • Data Madrasah
    • Data Lainnya
    • Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
  • Regulasi / Hukum
  • Kontak
  • Pojok ZI
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Sejarah
    • Profil Pimpinan
  • Layanan
    • Maklumat Pelayanan
    • Brosur Layanan
  • Berita
    • Tata Usaha
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Bimbingan Masyarakat Islam
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Penyelenggara Katolik
  • Data
    • Data KUA
    • Data Madrasah
    • Data Lainnya
    • Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
  • Regulasi / Hukum
  • Kontak
  • Pojok ZI
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Beranda Tanpa Kategori

Sarasehan FKUB Dialog harus didisain tidak untuk Menghakimi

oleh admin
Januari 26, 2015
Dalam Kategori Tanpa Kategori
Durasi Membaca: 2 Menit
A A
0
Sarasehan FKUB Dialog harus didisain tidak untuk Menghakimi

 

Kab. Pekalongan- Dialog harus didesain tidak untuk menghakimi tetapi untuk mengerti  bahwa jadilah pemeluk agama yang mendahulukan keindonesiaan yang plural dan harus mengatakan “ Saya orang Indonesia yang beragama yang mengutamakan kedamaian bukan kekerasan”. konflik yang terjadi dalam kehidupan tidak dapat dihindari, manajemen konflik yang efektif dapat menjadi pertumbuhanenergi dan kreativitas.Sedangkan apabila terjadi perselisihan akibat pendirian tempat ibadat bisa diselesaikan secara musyawarah oleh masyarakat setempat. Akan muncul sebuah pertanyaan  “ Apakah ada orang yang beragama dengan salah ?”, maka akan ada yang menjawab  ada.Artinya ada yang menghayati ajaran agamanya dengan salah kaprah. Disampaikan oleh Dr. H. A. Umar, MA Kankemenag Kab.Pekalongan.

Ketua panitia Sarasehan  Kerukunan Umat Beragama yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB ) Kabupaten Pekalongan Drs. H. Muhammad Dzukron dalam laporanya menerangkan acara tersebut dilaksanakan pada hari Selasa 23 Desember 2014 bertempat di Aula Kankemenag Kab. Pekalongan diahadiri oleh 100 orang. Dalam kegiatan tersebut FKUB Provinsi  juga turut diundang.  Sebagai bentuk kepedulian dan perhatian terhadap bentuk kerja sama lintas agama, Kakanwil Kemenag Prov Jateng diwakili oleh Kabag TU H. Andewi Susetyo, SH, Babinkamtibmas Polres Pekalongan  hadir dalam acara tersebut

Melalui pertemuan FKUB ini diharapkan, penanganan masalah atau konflik yang muncul di masyarakat bisa berjalan dengan tertib. ”Seluruh elemen, baik masyarakat, TNI, Polri, tokoh agama menjadi pondasi untuk menciptakan kerukunan,” ujarnya.

Prof.DR. H. Mudjahirin  Thohir ( Ketua FKUB Propinsi Jawa Tengah ) yang menyampaikan sebuah judul  Agama, Politik, dan Budaya Kekerasan. Untuk mengatasi gerakan radikal transnasional maka  ada agenda yang harus diperjuangkan saat ini :

1.     Negara harus berani hadir untuk melindungi civil liberties ( hak-hak warga negara yang dijamin oleh  konstitusi ), termasuk dari ancaman kekerasan. Hal ini merupakan prinsip Negara hukum ( Negara konstitusional ).

2.     Negara harusnya menjamin terbukanya ruang publik yang leluasa sehingga berlangsung dialog-dialog yang intensif antar komunitas agama.

Menurut Romo Budi selaku pembicara, dalam hal ini kita diajak berpikir dan membutuhkan  kecerdasan, kebijaksanaan dan kerendahan hati untuk tidak menelan mentah-mentah suatu ajaran yang berlabelkan agama sekalipun. Orang harus selalu berikhtiar dan menggali serta menemukan inti kebenaran dari suatu ajaran. Orang beriman itu adalah orang-orang yang percaya dan menyerahkan diri pada Allah yang benar. Allah yang benar itu Allah yang adalah kasih.

Hal senada juga disampaikan H. Andewi Susetyo, SH menyampaikan  bahwa  NKRI adalah harga mati dengan kerukunan adalah suatu keindahan. Kita dengan mudah mencatat peristiwa-peristiwa kekerasan yang mengatasnamakan agama. Inilah kesalahan bahkan ketidakadilan dari orang-orang yang menjalankan keagamaannya. Kita harus meyakini bahwa agama membawa rahmat kedamaian, kerukunan dan kesatuan umat manusia. Esensi  dan hakekat agama  adalah baik, benar, indah bagi manusia. (hufron)

 

ShareTweetSend
Artikel Sebelumnya

Visi dan Misi

Artikel Selanjutnya

10 hari Tim Audit datangi Kankemenag

Copyright © 2024 Kantor Kemenag Kab. Pekalongan.

Tidak ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
  • Beranda
  • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
    • Sejarah
    • Profil Pimpinan
  • Layanan
    • Maklumat Pelayanan
    • Brosur Layanan
  • Berita
    • Tata Usaha
    • Penyelenggara Haji Dan Umroh
    • Penyelenggara Zakat Dan Wakaf
    • Bimbingan Masyarakat Islam
    • Pendidikan Agama Islam
    • Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren
    • Pendidikan Madrasah
    • Penyelenggara Katolik
  • Data
    • Data KUA
    • Data Madrasah
    • Data Lainnya
    • Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
  • Regulasi / Hukum
  • Kontak
  • Pojok ZI

Situs web ini menggunakan cookie. Dengan terus menggunakan situs web ini, Anda memberikan persetujuan terhadap penggunaan cookie. Kunjungi Kebijakan Privasi dan Cookie kami.
Skip to content
Open toolbar Accessibility Tools

Accessibility Tools

  • Increase TextIncrease Text
  • Decrease TextDecrease Text
  • GrayscaleGrayscale
  • High ContrastHigh Contrast
  • Negative ContrastNegative Contrast
  • Light BackgroundLight Background
  • Links UnderlineLinks Underline
  • Readable FontReadable Font
  • Reset Reset